Selasa, 14 Desember 2010

Renungan Buat Kita

Kesabaran Yang Hakiki

        Seorang lelaki dengan watak temperamental dengan wajah yang kusut  mendatangi sahabatnya ia berkata bahwa ia sedang marah pada sesorang dan ia minta pendapat harus bagaimana. Sahabatnya itu memberinya sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan. Setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.
       Hari pertama dia memaku 20 batang di pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari.
Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri
daripada memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada sahabatnya itu . 
        Sahabatnya itu kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari. Bila dia berhasil menahan diri/bersabar.
Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada sahabatnya  bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar.
Sahabatnya itu  membawanya ke pagar dan berkata:
” kamu sudah berlaku baik,
tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar.” Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar.
Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka.
Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal.
Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik.
Kawan-kawan adalah perhiasan yang langka.
Mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat.

Mereka bersedia mendengarkan jika itu kau perlukan,
mereka menunjang dan membuka hatimu.
Tunjukkanlah kepada teman-temanmu
betapa kau menyukai mereka.
Kirim surat ini kepada mereka yang kau anggap teman,
walaupun berarti kau mengembalikannya kepada yang mengirimnya kepadamu.
Bila pesan ini kembali padamu, itu berarti bahwa kau mempunyai lingkaran teman.
Untuk mengakhiri: ”Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapat mempercayakan rahasia.” (Alessandro Manzoni)
Yakinlah pada dirimu ketika berkata: ”Aku mencintaimu."
Jika kau berkata: “Aku menyesal,” tataplah mata lawan bicaramu.Jangan permainkan harapan orang lain. Mungkin kau bisa tersinggung,tetapi itulah satu-satunya cara untuk menjalani hidupmu.
Jangan adili orang lain, tetapi adili dirimu secara kritis
Bicaralah pelan, tetapi cepat dalam berpikir.

Jika kau ditanya sesuatu yang tak ingin kau jawab, senyumlah,
dan tanya: ”Mengapa kamu mau tahu?"
Ingatlah bahwa kasih yang paling indah dan sukses yang terbesar
mengandung banyak risiko.
Jika kau kalah, jangan lupakan pelajaran dibalik kekalahan itu.
Jangan biarkan selisih paham merusak indahnya persahabatan.

Tersenyumlah ketika menjawab telpon,
orang yang menelponmu akan mendengarnya dari suaramu.
Baca yang tersirat.
Bila kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan,
mungkin saja itu keberuntunganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar